Selasa, 13 Januari 2015

MAKALAH TEKNIK PENULISAN ILMIAH



PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM TENTANG PERIODE SEBELUM DAN SETELAH  INDONESIA MERDEKA
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Teknik Penulisan Ilmiah”
 Dosen Pembimbing :
Sumianti, S.Sos, MM
Di susun oleh :
                     Joni
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM IBNU SINA
                                                    BATAM


                                                KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil „alamin. Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya. Tidak lupa shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah mewariskan ilmu serta penuntun hidup yang mencerahkan umat manusia. Berkat rahmat dan karunia-nya pula, penulis dapat menyelesaikan makalah Teknik Penulisan Ilmiah yang insyaallah tepat pada waktunya.
Terimakasih penulis ucapkan kepada Ibu  Sumianti, S.Sos, MM.  Mata pelajaran kuliah Teknik Penulisan Ilmiah, yang telah memberikan arahan terkait tugas makalah ini. Tanpa bimbingan dari beliau mungkin, penulis tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini sesuai dengan format yang telah di tentukan.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah untuk kedepannya. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi peneliti dan pembaca.

Batam, 12 January 2015

                                                                                                            Penulis





DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i                     
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang.......................................................................................... 4
B.  Rumusan masalah...................................................................................... 5
C.  Tujuan Pembelajaran.................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN
           A.  Pengertian Pemikiran Pendidikan Islam................................................... 6
         B.  Tujuan dan Kegunaan Mempelajari Pemikiran Pendidikan Islam.............
C.  Sejarah Pemikiran Pendidikan Islam.........................................................
D.  Prinsip-Prinsip Pemikiran Pendidikan Islam..............................................
E.  Pemikiran Pendidikan Islam Periode Sebelum Indonesia Merdeka..........
F.  Pemikiran Pendidikan Islam Periode Setelah Indonesia Merdeka.............
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan..............................................................................................11                              
B.  Saran.......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
Pendidikan dalam pegertian yang lebih luas dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran kepada peserta didik dalam upaya mencerdaskan dan mendewasakan peserta didik tersebut.
Islam memandang peserta didik sebagai mekhluk Allah dengan segala potensinya yang sempurna sebagai khalifah fil ardh dan terbaik diantara mahluk lainnya. Kelebihan manusia bukan hanya pisiknya saja melain kan pisikisnya. Dengan potensi fisik dan pisikisnya tersebut menjadikan menusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang terbaik.
Oleh karena itu peserta didik merupakan makhluk individual dan social, ia harus terus berkembang dan memiliki pengalaman-pengalaman transendental yang menjadikannya harus terus menyempurnakan diri sejalan dengan potensi yang dimilikinya dengan tetap bersandar pada nilai-nilai agama.
Dalam sejarah kebudayaan islam pendidikan islam berpedoman pada Al-Qur’an dan hadis serasi dan seimbang yang mampu telah memberikan persepsi manusia melalui pendidikan sebagai saranna yang mendasari lahirnya peradaban dunia. sehingga pendidikan islam terdapat juga di Indonesia, dengan demikian dari segi historis-sosiologis, sekaligus dikemukakan wacana yang berkembang didalamnya. Dalam kajian historis, muhaimin membatasi  dua periode yaitu, periode sebelum Indonesia merdeka dan periode setelah Indonesia merdeka.



Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis akan mengkaji lebih lanjut tentang Pengertian Pemikiran Pendidikan Islam, Tujuan dan Kegunaan Mempelajari Pemikiran Pendidikan Islam, Sejarah Pemikiran Pendidikan Islam, Prinsip-Prinsip Pemikiran Pendidikan Islam, Pemikiran Pendidikan Islam Periode Sebelum Indonesia Merdeka dan Pemikiran Pendidikan Islam Periode Setelah Indonesia Merdeka

B.   RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yeng dimaksud Pengertian Pemikiran Pendidikan Islam ?
2.      Apa Tujuan dan Kegunaan Mempelajari Pemikiran Pendidikan Islam ?
3.      Bagaimana Sejarah Pemikiran Pendidikan Islam ?
4.      Apa Prinsip-Prinsip Pemikiran Pendidikan Islam ?
5.  Bagaimana Pemikiran Pendidikan Islam Periode Sebelum Indonesia Merdeka ?
6.  Bagaimana Pemikiran Pendidikan Islam Periode Setelah Indonesia Merdeka ?







C.   TUJUAN MASALAH
1.      Untuk mengrtahui Pengertian Pemikiran Pendidikan Islam
2.  Untuk mengrtahui Tujuan dan Kegunaan Mempelajari Pemikiran Pendidikan Islam.
3.      Untuk mengrtahui Sejarah Pemikiran Pendidikan Islam
4.      Untuk mengrtahui Prinsip-Prinsip Pemikiran Pendidikan Islam
5.  Untuk mengrtahui Pemikiran Pendidikan Islam Periode Sebelum Indonesia Merdeka
6.  Untuk mengrtahui Pemikiran Pendidikan Islam Periode Setelah Indonesia Merdeka











BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Pemikiran Pendidikan Islam
Secara etimologi, pemikiran berasal dari  kata dasar “pikir” yang berarti proses, cara,atau perbuatan memikir, yaitu menggunakan akal untuk memutuskan suatu persoalan dengan mempertimbangkan segala sesuatu dengan bijaksana. Dalam hal ini pemikir dapat diartikan sebagai upaya cerdas dari proses kerja akal untuk melihat fenomena dan berusaha menyelesaikan dengan cara bijaksana.
Adapun mengenai pengertian pendidikan secara umum, pendidikan yaitu proses perubahan sikap dan tingkah laku  seseorang atau sekelompok orang   untuk usaha mendewasakan seseorang tersebut melalui upaya pengajaran, pelatihan, proses, perbuatan, dan cara-cara mendidik.  Sedangkan secara khusus pendidikan Islam yaitu proses pentransferan nilai yang dilakukan pendidik, artinya proses pengubahan sikap dan tingkah laku kearah kedewasaan yang optimal sehingga peserta didik mampu memfungsikan dirinya sebagai hamba dengan tetap berpedoman kepada ajaran islam baik secara kelompok maupun individual.     
Secara Terminologi, menurut Muhammad Labib An-Najihi, pemikiran pendidikan Islam adalah aktifitas pikiran yang teratur dengan mempergunakan metode filsafat. Pendekatan tersebut dipergunakan untuk mengatur, menyelaraskan, dan memadukan proses pendidikan dalam sebuah system yang integral.
Dengan defenisi diatas, yang dimaksud dengan Pemikiran Pendidikan Islam adalah proses kerja akal dan kalbu yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dengan melihat berbagi persoalan yang ada di dalam pendidikan Islam dan berupaya untuk membangun pembianaan dan pengembangan peserta didik secara paripurna. dengan ini dimungkinkan pendidikan Islam sebagai sarana efektif dalam mengantarkan peserta didik sebagai insan intelektual dan insan moral secara kaffah.

B.   Tujuan dan Kegunaan Mempelajari Pemikiran Pendidikan Islam
Dengan dasar pemikiran pendidikan Islam diatas bertujuan untuk mengungkapkan  dan merumuskan pradigma pendidikan dan peranannya dalam pengembangan system pendidikan di Indonesia. Namun demikian, karena luasnya pembahasan dari pemikiran pendidikan Islam maka penulis menentukan  titik berat untuk memandang dan menempatkan peserta didik sebagai manusia pada posisinya dan  sebagai makhluk ciptaan Allah.
Adapun tujuan pendidikan Islam menurut Abu Ahmadi terdiri dari empat dalam pendidikan islam meliputi :
1.                                   Tujuan Tertinggi atau Terakhir
Tujuan ini bersifat mutlak, tidak mengalami perubahan dan berlaku  umum. Dalam tujuan pendidikan Islam, tujuan ini adalah akhir dan sesuai dengan tujuan hidup manusia, dan peranannya sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yaitu menjadi hamba Allah SWT, menjadi khalifah Allah fi Al-Ardh, dan untuk memperoleh kesejahteraan kebahagiaan hidup didunia sampai akhirat.
2.                                   Tujuan Umum
Tujuan umum lebih cenderung menyangkut perubahan sikap, perilaku dan perilaku peserta didik. dikatakan umum karena berlaku bagi siapa saja tanpa dibatasi ruang dan waktu, dan meenyangkut diri peserta didik secara total.
3.                                    Tujuan Khusus
Tujuan khusus ini bersifat relative sehingga kemungkinan untuk diadakan perubahan itu sangat perlu sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan. Pengkhususan tujuan tersebut dapat didasarkan pada kultur cita-cita suatu bangsa, minat, bakat, dan kesanggupan subyek didik serta tuntunan situasi dan kondisi pada kurun waktu tertentu.
4.                                    Tujuan Sementara
Tujuan yang dikembangkan untuk menjawab segala tuntunan kehidupan, hal yang terpenting disini adalah orientasi dari pendidikan itu tidak keluar dari nilai-nilai ideal Islam.
Dari tujuan yang disebutkan diatas hal ini dapat diketahui pendidikan Islam itu menekankan keseimbangan antara material dan spiritual serta duniawi dan ukhrawi.
Sedangkan secara khusus, menurut Samsul Nizal, pemikran pendidikan Islam memiliki tujuan yang sangat kompleks, yaitu :
1.       Membangun kebiasaan berpikir ilmiah, dinamis, dan kritis terhadap persoalan-persoalan seputar pendidikan Islam;
2.       Memberikan dasar berpikir inklusif terhadap ajaran islam dan akomodatif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh intelektual diluar Islam ;
3.      Menumbuhkan semangat untuk berijtihad;
4.      Untuk memberikan kontribusi pemikiran bagi pengembangan sistem pendidikan Nasional .


Jadi, tujuan  dan secara khusus pemikran pendidikan Islam ini diharapkan dapat berguna bagi kita sebagai bahan masukan dalam merekontruksi pola atau madel pendidikan yang lebih integral dengan nuansa islami terutama bagi pengembangan system pendidikan nasional, serta ikut memperkaya khazanah perkembangan pemikiran ilmu pengetahuan keislaman maupun pengetahuan umum yang lainnya.

C.   Sejarah Pemikiran Pendidikan Islam
Dalam catatan sejarah, eksisitensi pendidikan Islam telah ada sejak Islam pertama kali diturunkan. Ketika Rasulullah mendapat perintah Alllah SWT untk menyebarluaskan ajaran islam, maka apa yang dilakukannya, jelas masuk kedalam kategori pendidikan.
Bagi umat IslamRasulullah SAW adalah guru agung. Kepribadiannya merupakan perwujudan ideal islam tentang seorang guru dan pendidik. Dalam Al-Qur’an, ayat pertama yang diturunkan berhubungan langsung dengan pendidikan. perintah membaca yaitu iqra sebagaimana wahyu pertama Surah Al-Alaq.sudah jelas hal ini mengandung filosofi yang menjadi dasar bagi kegiatan pendidikan. hal ini menunjukkan penekanan dan pandangan Al-Qur’an terhadap pentingnya ilmu pengetahuan.
Ketika di Mekah, proses pendidikan dilakukan di Dar Al-ARqam, yaitu sebagai pusat pendidikan dan dakwah. Kemudian ketika Dimadina Rsulullah membangun kagi sebuah masjid yang tidak hanya berfugsi tempat ibadah melainkan tempat pendidikan dan tempat tinggal bagi orang yang tidak memiliki rumah bagi pendatang baru. tempat itu juga khusus untuk menutut ilmu.


Pada saat itu juga, umat islam juga telah mengenal lembaga kuttab yang berfungsi sebagai tempat pengajaran pokok-pokok agama dan tulis baca. Pendekatan yang dilakukan Rasulullah ini kemudia di ikuti para khalifah sesudahnya. semua inin juga dilakukan untuk memperhatikan perkembangan pendidikan bagi umat Islam.
Semenjak wafatnya Rasulullah , selain ayat dalam Al-Quran , hadis pun mendapat perhatian yang serius dalam  pendidikan Islam. apalagi didorong dengan semakin kompleksnya tuntutan kehidupan umat islam maka ruang lingkup pendidikan Islam berkembang pesat yakni tumbuhnya berbagai disiplin ilmu seputar kajian ajaran agama islam. Sehubung dengan hal tersebut upaya membongkar dasar-dasar pemikran pendidikan Islam  merupakan suatu hal yang menarik untuk dicermati lebih lanjut.    

D.   Prinsip-Prinsip Pemikiran Pendidikan Islam
Prinsip-prinsip yang dapat digunakan dalam pemikiran pendidikan Islam terdapat Prinsip-prinsip yang meliputi :
1.                                    Prinsip Ontologis
Prinsip Ontologis merupakan salah satu diantara lapangan penyelidikan pemikiran kefilsafatan yang paling kuno. Prinsip ini membicarakan pokok pikiran tentang apa yang ada dan apa yang tidak ada. Ontologi merupakan etiket atau pelengkap yaitu ada atau keadaan sesuatu.
Ontologi dapat mendekati masalah tentang hakikat melalui dua pendekatan yaitu, pendekatan kuantitatif ; kenyataan itu satu, dan pendekatan kualitatif; mempertanyakan jenis kenyataan itu. dalam melakukan pendekatan ontology, harus bias memilih yang nyata dan yang tampak. sebab tidak semua yang nyata merupakan objek kajian. mungkin saja objek kajian yang dimaksud  bersifat kenampakan.       
            Kaitannya dengan pemikiran pendidikan Islam, ialah memberi arti bahwa segala sesuatu yang menjadi objek kajian pemikiran tidak selamanya bersifat realistis, akan tetapi ada kalanya yang bersifat fenomena abstrak. Dalam hal ini ketika membicarakan tujuan pendidikan Islam yang sesungguhnya, maka seorang intelektual muslim harus melihat kedua pendekatan tersebut. ia juga harus memperhatikan kondisi yang bersifat kekinian dan eksisitensi sebagai tujuan    penciptaan Allah. dan ia juga harus mempertimbangkan tuntutan kebudayaan dan potensi dari peserta didik sebagi makhluk yang seimbang.
2.                                    Prinsip Epistemologis
Prisip epistemologis yaitu suatu pembelajaran tentang ilmu pengetahuan bagimana proses manusia mengetahui adanya benda-benda, serta menitik beratkan pada timbulnya berbagai pengertian atau konsep waktu, ruang, kualitas, kesadaran, dan pengetahuan
Ada tiga bentuk pendekatan epistemology yaitu : 
1.      Epistemology idealisme, yaitu mengetahui dan menemukan kebenaran ilmu pengetahuan itu menggunakan panca indra, contoh meja terbuat dari kayu, sudah jelas kebenaranyya kita menggunakan panca indra untuk melihat obyek tersebut untuk menentukan kebenarannya;
2.      Epistemology realisme, yaitu kenyataan itu sesungguhnya ada secara mandiri dan tidak tergantung pada pikiran, bahkan manusia tidak dapat mengubah saat proses itu berlangsung;
3.      Epistemology dualisme, yaitu untuk mengetahuinya dengan keteraturan yang terdapat dalam alam semesta dan hasil serapan indra yang terdapat kesadaran. 

3.                                    Prinsip Aksiologis
Prinsip Aksiologis yaitu tentang studi tentang nilai, baik nilai etika maupun nilai estetika. pembicaraan prinsip ini tentang nilai kebenaran yang hakiki yang menjadi tujuan hidup manusia.
Dalam kaitanya dengan pemikiran pendidikan Islam, pendekatan tersebut memberikan makna bahwa objek kajian dan rangkaian dan proses yang dilakukan harus memiliki nilai dan tidak merusak nilai-nilai yang ada, baik nilai moral, dan nilai agama. pendekatan ini sesunggunya adalah kontrol yang efektif dalam melihat kebermaknaan dan tidak kebermaknaan, atau ideal dan tidak idealnya konsep pendidikan yang ditawarkan bagi umat manusia.  

E.   Pemikiran Pendidikan Islam Periode Sebelum Indonesia Merdeka
Pemikiran pendidikan islam pada periode sebelum Indonesia merdeka ditandai dengan munculnya dua macam pendidikan, yaitu
  1. Pendidikan yang diberikan oleh sekolah-sekolah barat dan tidak mengenal ajaran agama.
  2. Pendidikan yang diberikan oleh pondok pesantren yang hanya mengenal agama saja.
Menurut Steenbrink dari hasil penelitiannya, bahwa pendidikan kolonialo tersebut sangat berbeda dengan pendidikan islam indonesia yang teradisional, yang lebih ditekankan pada tujuannya yaitu. Pendidikan Kolonial ditekankan pada pengetahuan umum seperti keterampilan yang cenderung ke duniawi sedangkan pendidikan islam lebih ditekankan pada penghayatan dalam agama seperti salat, membaca Al-Qur’an dan sebagainya.
Menurut pendapat lain dalam buku pembaharuan pendidikan dan pengajaran islam yang dimiliki Wirjosukarto, menjelaskan tentang corak pada pendidikan pada era ini meliputi dua corak yaitu, corak lama yang berpusat pada pondok pesantren dan corak baru yang berpusat pada sekolah-sekolah umum yang didirikan oleh Belanda.
Selanjutnya menurut  Wirjosukarto dari masing-masing corak tersebut memiliki ciri-ciri yaitu corak lama  :
1.      Menyiapkan calon kiai atau ulama yang hanya menguasai masalah agama semata.
2.      Kurang diberikan pengetahuan umum atau tidak diberikan sama sekali.
3.      Sikap isolasi pesantren terhadap yang berbau barat, dan kebangunan islam tidak leluasa untuk bisa masuk karena dihalangi oleh pemerintah Belanda.
Sedangkan ciri-ciri corak baru adalah :
  1. Hanya menonjolkan intelek dan melahirkan golongan intelek
  2. Pada umumnya bersifat negatif pada agama islam
  3. Alam pikirannya terasing dari kehidupan bangsanya.
Pada corak pesantren, tujuan utamanya adalah menyiapkan calon lulusan yang hanya menguasai masalah agama semata. Rencana pembelajaran ditetapkan oleh kiai daari tingkat kitab terendah sampai tingkat tertinggi. Kenaikan kelas ditandai dengan bergantiya kitab yang ditelaah setelah kitab yang sebelumnya selesai dipelajari. 
Dengan demikian fungsi pendidikan Islam addalah melestarikan dan mempertahankan nilai-nilai ilahi dan insani sebagaimana terkandung dalam kitab-kitab ulama terdahulu. Hakikat tujuan pendidikan adalah terwujudnya penguasaan ilmu agama islam sebagimana tertuang dan terkandung dalam kitab-kitab ulama terdahulu serta tertanamnya perasaan beragama yang mendalam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam dunia pesantren, hakikat pendidik adalah orang yang mampu memahami ktab-kitab keagamaan yang sulit dan mengajarkannya kepada pihak lain. Hakikat peserta didik adalah seseorang yang sedag belajar memahami agama dan mengembangkan perasaan beragama yang mendalam.
Hasil penelitian Wirjosukarto menunjukkan bahwa pondok pesantren Muhammadiyah yang berdiri sekitar tahun 1920 telah menggunakan sistem penyelenggaraan pendidikan modern yang berbeda dengan pondok pesantren lama. perbedaan tersebut dapat dilihat dari enam aspek yaitu :
1.      Proses belajar dan mengajar di pondok Muhammadiyah digunakan sistem klasikal dengan cara-cara barat yang hasilnya lebih efesien.
2.      Bahan pelajaran di pondok Muhammadiyah tetap agama, tetapi diajarkan ilmu pengetahuan umum,kitab agama dipergunakan secara luas.
3.      Rencana pelajaran di pondok Muhammadiyah sudah diatur sehingga efesiensi belajar terjamin.
4.      Pendidik diluar waktu belajar di pondok Muhammadiyah diselenggarakan dalam asrama terpimpin secara teratur.
5.        Guru-guru di pondok Muhammadiyah terdiri atas para ulama yang menganut alam pikiran modern.
6.      Hubungan guru dan murid di pondok Muhammadiyah diusahakan suasana antara guru dan murid lebih akrab, bebas, dan demokratis.
Dari berbagai uraian tersebut dapat ditegaskan bahwa periode sebelum Indonesia merdeka terddapat berbagai corak pengembangan pendidikan islam, yaitu isolative-tradisional dalam arti tidak mau menerima apa saja yang berbau barat. Sedangkan sintaksis yaitu mempertemukan antara corak lama dan corak baru yang berwujud  sekolah atau madrasah.
F.    Pemikiran Pendidikan Islam Periode Setelah Indonesia Merdeka
Pemikiran pendidikan islam periode islam Indonesia merdeka diwarnai dengan model pendidikan dualistis, yaitu sistem pendidikan dan pengajaran pada sekolah-sekolah umum yang sekuler, tidak mengenal ajaran agama, yang merupakan warisan dari pemerintah kolonial Belanda. Sedangkan yang ke dua sistem pendidikan dan pengajaran Islam yang tumbuh dan berkembang dikalangan masyarakat islam sendiri.
Kedua sistem pendidikan tersebut sering dianggap saling bertentangan serta tumbuh dan berkembang secara terpisah satu sama lain. Sistim pendidikan pengajaran yang pertama hanya dinikmati sebagian masyarakat kalangan atas saja. Sedangkan yang kedua  Sistim pendidikan pengajaran islam tumbuh dab berkembang secara mandiri dikalangan masyarakat. menurut ajaran islam, pendidikan merupakan bagian pendidikan hakiki dan tugas pengabdian dan kekhalifan manusi aterhadap tuhan yan harus dilaksanaka dengan penuh tanggung jawab.
Pasal 31 ayat 2 UUD 1945 menyatakan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur degan undang-undang. namun undang-undang yang mengatur penyelenggaraan satu sistem pengajaran nasional ternyata tidak dapat diwujudkan dengan segera. namun demikian PPKI bidang pendidikan telah merumuskan pokok-pokok PPKI tersebut yaitu :
1.      Kewajiban belajar, dengan ini pemerintah memaksa suatu daerah untuk memelihara dan belajar sehingga mempeoleh kecerdasan akal dan mempunyai akhlak dan moral yang baik.
2.      Dalam garis-garis adab prikemanusiaan, bahwa pendidikan dan pengajaran nasional bersendi agama dan kebudayaan bangsa serta menuju arah keselamatan dan kebahagiaan masyarakat.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa dengan berbeda-bedanya corak mereka menghendaki perpaduan antara kedua sistem pendidikan dan pengajaran warisan budaya bangsa tersebut menjadi satu sistem pendidikan nasional. perpaduan itu semakin jelas ketika BP-KNIP mengusulkan rencana tentang pokok-pokok pengajaran baru pada tanggal 25 desenber 1945, yang isinya yaitu :
  1. Untuk mempersatukan rakyat kita dengan cara medirikan sekolah.
  2. Pengajaran agama hendaklah mendapat tempat yang teratur seingga mendapat pengertian yang semestinya.
  3. Madrasah dan pesntren yang pada hakikatnya satu alat dan sumber pendidikan dan pencerdasan rakyat jelata. dengan ini mendapat perhatian bagaimana pemerintah membantu sarana dan prasarana pesantren dan peserta didik tersebut.
Dari uraian diatas usul  BP-KNIP ingin melakukan satu macam sekolah utuk segala lapisan masyarakat hal ini untuk mempersatukan kedua sisitem dan kebudayaan tersebut. Walaupun UUD yang mengatur pelaksanaan dan penyelenggaraan tidak segera terwujud tidak mempengaruhi pendidikan Karena pendidikan selalu tumbuh berkembang dengan salah satu bukti diberikannya kesempatan kementerian agama di resmikan pada tanggal 3 januari 1946.
Undang-undang No. 4 tahun 1950 tentang dasar-dasar pendidikan, dan memberikan kesempatan masuknya pengajaran agama disekolah-sekolah, dan diakuinya sekolah agama. TAP MPRS No.2 Tahun 1960 menetapkan pemberian pembelajaran agama disetiap tingkat pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi, dan menngakuinya madrasahdan podok pesantren dibawah naungan Departemen agama.


Berbagai uraian diatas menggambarkan betapa perhatian dan pengakuan bangsa Indonesia terhadap sumbangan besar pendidikan islam dalam upaya mendidik dan mencerdaskan kehidupan bangsa perhatian dan pengakuan tersebut merupakan tantangan yang memerlukan respon positif dari pada pengelola pendidikan islam di Indonesia.




BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
                  Setelah diurakain pokok permasalahan beserta analisisnya dalam tiga bab sebelumnya. Perlu dikemukakan tentang beberapa hal berikut:
1.      Pemikiran adalah seragkaian proses kerja akal dan kalbu yang dilakukan secara bersungguh dalam melihat berbagai persoalan yang ada dalam pendidikan islam
2.      Tujuan dan kegunaannya mepelajari pemikiran pendidikan islam adalah untuk mengungkapkan dan merumuskan pendidikan islam dan peranannyadalam pengembangan sisitem pendidikan Indonesia. Adapun kegunaannya adalah sebagai bahan masukan dalam pendidikan yang lebih adaptik dan integral dengan nuansa islami, terutama bagi pengembangan sistem pendidikan nasional, serta ikut memperkaya ilmu pengetahuan islam dan ilmu pengetahuan umum.
3.      Sejarah pemikiran pendidikan islam dimulai pada masa Nabi Muhammad SAW sejak beliau menerima wahyu pertama.
4.      Prinsip-prinsip dalam pemikiran pendidikan islam meliputi prinsip ontologis, epistemologis, dan prinsip aksiologis.
5.      Pemikiran pendidikan Islam di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu pemikiran pendidikan islam sebelum kemerdekaan dan pemikiran pendidikan islam masa kemerdekaan.
6.      Pemikiran pendidikan islam di Indonesia  sebelum kemerdekaan memiliki corak pendidikan tradisional, yaitu pesantren. pendidikan tradisional dapat dilihatmasih tradisionalnya metode, isi, dan tujuan. pada masa sebelum kemerdekaan ini sudah adanya pendidikan pesantren, dan ada pula pendidikan yang diselenggarakan oleh colonial belanda. kedua corak pendidikan itu tersebut mempunyai ciri khas yang berbeda pendidikan pesantren cenderung pada pengetahuan agama sedangkan pendidikan kolonia belanda cenderung kepada pengetahuan umum yang bersifat dunia.
7.      Pemikiran pendidikan islam di ndonesia masa kemerdekaan, selain pendidikan pesantren , ditandainya dengan munculnya madrasah sebagai lembaga pendidikan setelah Indonesia merdeka, pemerintah juga mempunyai hak untuk mengatur sistim, corak, dan pendidikan yang ada di Indonesia. setelah Indonesia merdeka, UUD 1945  memberikan kesempatan kepada lembaga pendiddikan islam terdapat TAP MPRS No. 2 tahun 1960 yang menetapkan pemberian pelajaranagama pada semua tingkat pendidikan muali dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi disamping itu pengakuan bahwa pesantren dan madrasah sebagi lembaga pendidikan yang otonom dibawah pembinaan Departemen agama.


B.     SARAN
      Demikian akhir dari penulisan penelitian ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi penyusun dan intelektual muslim Indonesia yang haus akan ilmu-ilmu pengetahuan baik sosial, politik, maupun agama. Semoga apa yang telah kita pikirkan dapat terrealisasikan, dan selalu mendapat ridho Allah. Amin....”Amin ya robbal „Alamin”.




DAFTAR PUSTAKA

  1. Rama, Yulis. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kala Mulia, 2002.
  2. Susanto, A. Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah, 2009.
  3. Yasin Akhmad, Modul Pendidikan Agama Islam, Diponegoro: Wilian, 2002.
  4. Nasution Harun, Islam di tinjau dari berbagai aspeknya, Jakarta: Universitas Indonesia, 2001.
  5. Djaelani, Anton Tmur, Peningkatan Mutu Pendidikan dan Pembangunan Agama, Jakarta: Dermaga, 1982.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar