PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM TENTANG PERIODE SEBELUM DAN
SETELAH INDONESIA MERDEKA
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah
“Teknik Penulisan Ilmiah”
Dosen
Pembimbing :
Sumianti, S.Sos, MM
Di susun oleh :
Joni
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM IBNU SINA
BATAM
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil
„alamin. Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya. Tidak lupa shalawat serta salam semoga
tetap terlimpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah mewariskan ilmu
serta penuntun hidup yang mencerahkan umat manusia. Berkat rahmat dan karunia-nya pula, penulis dapat
menyelesaikan makalah Teknik Penulisan Ilmiah yang insyaallah tepat pada waktunya.
Terimakasih penulis ucapkan kepada Ibu Sumianti,
S.Sos, MM. Mata pelajaran kuliah Teknik
Penulisan Ilmiah, yang telah
memberikan arahan terkait tugas makalah ini. Tanpa bimbingan dari beliau mungkin,
penulis tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini sesuai dengan format yang telah di tentukan.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca
demi kesempurnaan makalah untuk kedepannya. Mudah-mudahan makalah ini
bermanfaat bagi peneliti dan pembaca.
Batam, 12 January 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................... 4
B. Rumusan masalah...................................................................................... 5
C. Tujuan Pembelajaran.................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pemikiran Pendidikan Islam................................................... 6
B.
Tujuan dan Kegunaan Mempelajari Pemikiran Pendidikan
Islam.............
C. Sejarah
Pemikiran Pendidikan Islam.........................................................
D. Prinsip-Prinsip
Pemikiran Pendidikan Islam..............................................
E. Pemikiran
Pendidikan Islam Periode Sebelum Indonesia Merdeka..........
F. Pemikiran
Pendidikan Islam Periode Setelah Indonesia Merdeka.............
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan..............................................................................................11
B. Saran.......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pendidikan dalam pegertian yang lebih luas dapat
diartikan sebagai suatu proses pembelajaran kepada peserta didik dalam upaya
mencerdaskan dan mendewasakan peserta didik tersebut.
Islam memandang peserta didik sebagai mekhluk Allah
dengan segala potensinya yang sempurna sebagai khalifah fil ardh dan terbaik
diantara mahluk lainnya. Kelebihan manusia bukan hanya pisiknya saja melain kan
pisikisnya. Dengan potensi fisik dan pisikisnya tersebut menjadikan menusia
sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang terbaik.
Oleh karena itu peserta didik merupakan makhluk
individual dan social, ia harus terus berkembang dan memiliki
pengalaman-pengalaman transendental yang menjadikannya harus terus
menyempurnakan diri sejalan dengan potensi yang dimilikinya dengan tetap
bersandar pada nilai-nilai agama.
Dalam sejarah kebudayaan islam pendidikan islam
berpedoman pada Al-Qur’an dan hadis serasi dan seimbang yang mampu telah
memberikan persepsi manusia melalui pendidikan sebagai saranna yang mendasari lahirnya
peradaban dunia. sehingga pendidikan islam terdapat juga di Indonesia, dengan
demikian dari segi historis-sosiologis, sekaligus dikemukakan wacana yang
berkembang didalamnya. Dalam kajian historis, muhaimin membatasi dua periode yaitu, periode sebelum Indonesia
merdeka dan periode setelah Indonesia merdeka.
Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis akan mengkaji
lebih lanjut tentang Pengertian Pemikiran Pendidikan Islam, Tujuan dan Kegunaan
Mempelajari Pemikiran Pendidikan Islam, Sejarah Pemikiran Pendidikan Islam, Prinsip-Prinsip
Pemikiran Pendidikan Islam, Pemikiran Pendidikan Islam Periode Sebelum
Indonesia Merdeka dan Pemikiran Pendidikan Islam Periode Setelah Indonesia
Merdeka
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa yeng dimaksud Pengertian Pemikiran Pendidikan Islam ?
2.
Apa Tujuan dan Kegunaan Mempelajari Pemikiran Pendidikan Islam ?
3.
Bagaimana Sejarah Pemikiran Pendidikan Islam ?
4.
Apa Prinsip-Prinsip Pemikiran Pendidikan Islam ?
5. Bagaimana Pemikiran Pendidikan Islam Periode Sebelum Indonesia Merdeka ?
6. Bagaimana Pemikiran Pendidikan Islam Periode Setelah Indonesia Merdeka ?
C.
TUJUAN MASALAH
1.
Untuk mengrtahui Pengertian Pemikiran Pendidikan Islam
2. Untuk mengrtahui Tujuan dan Kegunaan Mempelajari Pemikiran Pendidikan
Islam.
3.
Untuk mengrtahui Sejarah Pemikiran Pendidikan Islam
4.
Untuk mengrtahui Prinsip-Prinsip Pemikiran Pendidikan Islam
5. Untuk mengrtahui Pemikiran Pendidikan Islam Periode Sebelum Indonesia
Merdeka
6. Untuk mengrtahui Pemikiran Pendidikan Islam Periode Setelah Indonesia
Merdeka
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pemikiran Pendidikan Islam
Secara etimologi, pemikiran berasal dari kata dasar “pikir” yang berarti proses,
cara,atau perbuatan memikir, yaitu menggunakan akal untuk memutuskan suatu
persoalan dengan mempertimbangkan segala sesuatu dengan bijaksana. Dalam hal
ini pemikir dapat diartikan sebagai upaya cerdas dari proses kerja akal untuk
melihat fenomena dan berusaha menyelesaikan dengan cara bijaksana.
Adapun mengenai pengertian pendidikan secara umum,
pendidikan yaitu proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang untuk usaha mendewasakan seseorang tersebut
melalui upaya pengajaran, pelatihan, proses, perbuatan, dan cara-cara mendidik.
Sedangkan secara khusus pendidikan Islam
yaitu proses pentransferan nilai yang dilakukan pendidik, artinya proses pengubahan
sikap dan tingkah laku kearah kedewasaan yang optimal sehingga peserta didik
mampu memfungsikan dirinya sebagai hamba dengan tetap berpedoman kepada ajaran
islam baik secara kelompok maupun individual.
Secara Terminologi, menurut Muhammad Labib An-Najihi,
pemikiran pendidikan Islam adalah aktifitas pikiran yang teratur dengan mempergunakan
metode filsafat. Pendekatan tersebut dipergunakan untuk mengatur,
menyelaraskan, dan memadukan proses pendidikan dalam sebuah system yang
integral.
Dengan defenisi diatas, yang dimaksud dengan Pemikiran
Pendidikan Islam adalah proses kerja akal dan kalbu yang dilakukan dengan
sungguh-sungguh dengan melihat berbagi persoalan yang ada di dalam pendidikan
Islam dan berupaya untuk membangun pembianaan dan pengembangan peserta didik
secara paripurna. dengan ini dimungkinkan pendidikan Islam sebagai sarana
efektif dalam mengantarkan peserta didik sebagai insan intelektual dan insan
moral secara kaffah.
B.
Tujuan dan Kegunaan Mempelajari Pemikiran Pendidikan
Islam
Dengan dasar pemikiran pendidikan Islam diatas
bertujuan untuk mengungkapkan dan
merumuskan pradigma pendidikan dan peranannya dalam pengembangan system
pendidikan di Indonesia. Namun demikian, karena luasnya pembahasan dari
pemikiran pendidikan Islam maka penulis menentukan titik berat untuk memandang dan menempatkan
peserta didik sebagai manusia pada posisinya dan sebagai makhluk ciptaan Allah.
Adapun tujuan pendidikan Islam menurut Abu Ahmadi
terdiri dari empat dalam pendidikan islam meliputi :
1.
Tujuan Tertinggi atau Terakhir
Tujuan ini bersifat mutlak, tidak mengalami perubahan
dan berlaku umum. Dalam tujuan
pendidikan Islam, tujuan ini adalah akhir dan sesuai dengan tujuan hidup
manusia, dan peranannya sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yaitu menjadi hamba
Allah SWT, menjadi khalifah Allah fi Al-Ardh, dan untuk memperoleh
kesejahteraan kebahagiaan hidup didunia sampai akhirat.
2.
Tujuan Umum
Tujuan umum lebih cenderung menyangkut perubahan
sikap, perilaku dan perilaku peserta didik. dikatakan umum karena berlaku bagi
siapa saja tanpa dibatasi ruang dan waktu, dan meenyangkut diri peserta didik
secara total.
3.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus ini bersifat relative sehingga
kemungkinan untuk diadakan perubahan itu sangat perlu sesuai dengan tuntutan
dan kebutuhan. Pengkhususan tujuan tersebut dapat didasarkan pada kultur
cita-cita suatu bangsa, minat, bakat, dan kesanggupan subyek didik serta
tuntunan situasi dan kondisi pada kurun waktu tertentu.
4.
Tujuan
Sementara
Tujuan yang dikembangkan untuk menjawab segala tuntunan
kehidupan, hal yang terpenting disini adalah orientasi dari pendidikan itu
tidak keluar dari nilai-nilai ideal Islam.
Dari tujuan yang disebutkan diatas hal ini dapat
diketahui pendidikan Islam itu menekankan keseimbangan antara material dan
spiritual serta duniawi dan ukhrawi.
Sedangkan secara khusus, menurut Samsul Nizal,
pemikran pendidikan Islam memiliki tujuan yang sangat kompleks, yaitu :
1.
Membangun kebiasaan berpikir
ilmiah, dinamis, dan kritis terhadap persoalan-persoalan seputar pendidikan
Islam;
2.
Memberikan dasar berpikir
inklusif terhadap ajaran islam dan akomodatif terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan yang dikembangkan oleh intelektual diluar Islam ;
3.
Menumbuhkan semangat untuk berijtihad;
4.
Untuk memberikan kontribusi pemikiran bagi pengembangan sistem
pendidikan Nasional .
Jadi, tujuan
dan secara khusus pemikran pendidikan Islam ini diharapkan dapat berguna
bagi kita sebagai bahan masukan dalam merekontruksi pola atau madel pendidikan
yang lebih integral dengan nuansa islami terutama bagi pengembangan system
pendidikan nasional, serta ikut memperkaya khazanah perkembangan pemikiran ilmu
pengetahuan keislaman maupun pengetahuan umum yang lainnya.
C.
Sejarah Pemikiran Pendidikan Islam
Dalam catatan sejarah, eksisitensi pendidikan Islam
telah ada sejak Islam pertama kali diturunkan. Ketika Rasulullah mendapat
perintah Alllah SWT untk menyebarluaskan ajaran islam, maka apa yang
dilakukannya, jelas masuk kedalam kategori pendidikan.
Bagi umat IslamRasulullah SAW adalah guru agung.
Kepribadiannya merupakan perwujudan ideal islam tentang seorang guru dan
pendidik. Dalam Al-Qur’an, ayat pertama yang diturunkan berhubungan langsung
dengan pendidikan. perintah membaca yaitu iqra sebagaimana wahyu pertama Surah
Al-Alaq.sudah jelas hal ini mengandung filosofi yang menjadi dasar bagi
kegiatan pendidikan. hal ini menunjukkan penekanan dan pandangan Al-Qur’an
terhadap pentingnya ilmu pengetahuan.
Ketika di Mekah, proses pendidikan dilakukan di Dar
Al-ARqam, yaitu sebagai pusat pendidikan dan dakwah. Kemudian ketika Dimadina
Rsulullah membangun kagi sebuah masjid yang tidak hanya berfugsi tempat ibadah
melainkan tempat pendidikan dan tempat tinggal bagi orang yang tidak memiliki
rumah bagi pendatang baru. tempat itu juga khusus untuk menutut ilmu.
Pada saat itu juga, umat islam juga telah mengenal
lembaga kuttab yang berfungsi sebagai tempat pengajaran pokok-pokok agama dan
tulis baca. Pendekatan yang dilakukan Rasulullah ini kemudia di ikuti para
khalifah sesudahnya. semua inin juga dilakukan untuk memperhatikan perkembangan
pendidikan bagi umat Islam.
Semenjak wafatnya Rasulullah , selain ayat dalam
Al-Quran , hadis pun mendapat perhatian yang serius dalam pendidikan Islam. apalagi didorong dengan
semakin kompleksnya tuntutan kehidupan umat islam maka ruang lingkup pendidikan
Islam berkembang pesat yakni tumbuhnya berbagai disiplin ilmu seputar kajian
ajaran agama islam. Sehubung dengan hal tersebut upaya membongkar dasar-dasar
pemikran pendidikan Islam merupakan
suatu hal yang menarik untuk dicermati lebih lanjut.
D.
Prinsip-Prinsip Pemikiran Pendidikan Islam
Prinsip-prinsip yang dapat digunakan dalam pemikiran
pendidikan Islam terdapat Prinsip-prinsip yang meliputi :
1.
Prinsip Ontologis
Prinsip Ontologis merupakan
salah satu diantara lapangan penyelidikan pemikiran kefilsafatan yang paling
kuno. Prinsip ini membicarakan pokok pikiran tentang apa yang ada dan apa yang
tidak ada. Ontologi merupakan etiket atau pelengkap yaitu ada atau keadaan
sesuatu.
Ontologi dapat mendekati
masalah tentang hakikat melalui dua pendekatan yaitu, pendekatan kuantitatif ;
kenyataan itu satu, dan pendekatan kualitatif; mempertanyakan jenis kenyataan
itu. dalam melakukan pendekatan ontology, harus bias memilih yang nyata dan
yang tampak. sebab tidak semua yang nyata merupakan objek kajian. mungkin saja
objek kajian yang dimaksud bersifat
kenampakan.
Kaitannya dengan pemikiran pendidikan Islam, ialah
memberi arti bahwa segala sesuatu yang menjadi objek kajian pemikiran tidak
selamanya bersifat realistis, akan tetapi ada kalanya yang bersifat fenomena
abstrak. Dalam hal ini ketika membicarakan tujuan pendidikan Islam yang
sesungguhnya, maka seorang intelektual muslim harus melihat kedua pendekatan
tersebut. ia juga harus memperhatikan kondisi yang bersifat kekinian dan eksisitensi
sebagai tujuan penciptaan Allah. dan
ia juga harus mempertimbangkan tuntutan kebudayaan dan potensi dari peserta
didik sebagi makhluk yang seimbang.
2.
Prinsip Epistemologis
Prisip epistemologis yaitu
suatu pembelajaran tentang ilmu pengetahuan bagimana proses manusia mengetahui
adanya benda-benda, serta menitik beratkan pada timbulnya berbagai pengertian
atau konsep waktu, ruang, kualitas, kesadaran, dan pengetahuan
Ada tiga bentuk pendekatan
epistemology yaitu :
1.
Epistemology idealisme, yaitu mengetahui dan menemukan kebenaran ilmu
pengetahuan itu menggunakan panca indra, contoh meja terbuat dari kayu, sudah
jelas kebenaranyya kita menggunakan panca indra untuk melihat obyek tersebut
untuk menentukan kebenarannya;
2.
Epistemology realisme, yaitu kenyataan itu sesungguhnya ada secara
mandiri dan tidak tergantung pada pikiran, bahkan manusia tidak dapat mengubah
saat proses itu berlangsung;
3.
Epistemology dualisme, yaitu untuk mengetahuinya dengan keteraturan yang
terdapat dalam alam semesta dan hasil serapan indra yang terdapat kesadaran.
3.
Prinsip Aksiologis
Prinsip Aksiologis yaitu tentang studi tentang nilai,
baik nilai etika maupun nilai estetika. pembicaraan prinsip ini tentang nilai
kebenaran yang hakiki yang menjadi tujuan hidup manusia.
Dalam kaitanya dengan pemikiran pendidikan Islam,
pendekatan tersebut memberikan makna bahwa objek kajian dan rangkaian dan
proses yang dilakukan harus memiliki nilai dan tidak merusak nilai-nilai yang
ada, baik nilai moral, dan nilai agama. pendekatan ini sesunggunya adalah kontrol
yang efektif dalam melihat kebermaknaan dan tidak kebermaknaan, atau ideal dan
tidak idealnya konsep pendidikan yang ditawarkan bagi umat manusia.
E.
Pemikiran Pendidikan Islam Periode Sebelum Indonesia
Merdeka
Pemikiran pendidikan islam pada periode sebelum
Indonesia merdeka ditandai dengan munculnya dua macam pendidikan, yaitu
- Pendidikan yang diberikan oleh sekolah-sekolah barat dan tidak mengenal ajaran agama.
- Pendidikan yang diberikan oleh pondok pesantren yang hanya mengenal agama saja.
Menurut Steenbrink dari hasil penelitiannya, bahwa
pendidikan kolonialo tersebut sangat berbeda dengan pendidikan islam indonesia
yang teradisional, yang lebih ditekankan pada tujuannya yaitu. Pendidikan Kolonial
ditekankan pada pengetahuan umum seperti keterampilan yang cenderung ke duniawi
sedangkan pendidikan islam lebih ditekankan pada penghayatan dalam agama
seperti salat, membaca Al-Qur’an dan sebagainya.
Menurut pendapat lain dalam buku pembaharuan
pendidikan dan pengajaran islam yang dimiliki Wirjosukarto, menjelaskan tentang
corak pada pendidikan pada era ini meliputi dua corak yaitu, corak lama yang
berpusat pada pondok pesantren dan corak baru yang berpusat pada sekolah-sekolah
umum yang didirikan oleh Belanda.
Selanjutnya menurut
Wirjosukarto dari masing-masing corak tersebut memiliki ciri-ciri yaitu
corak lama :
1.
Menyiapkan calon kiai atau ulama yang hanya menguasai masalah agama
semata.
2.
Kurang diberikan pengetahuan umum atau tidak diberikan sama sekali.
3.
Sikap isolasi pesantren terhadap yang berbau barat, dan kebangunan islam
tidak leluasa untuk bisa masuk karena dihalangi oleh pemerintah Belanda.
Sedangkan ciri-ciri corak baru adalah :
- Hanya menonjolkan intelek dan melahirkan golongan intelek
- Pada umumnya bersifat negatif pada agama islam
- Alam pikirannya terasing dari kehidupan bangsanya.
Pada corak pesantren, tujuan utamanya adalah
menyiapkan calon lulusan yang hanya menguasai masalah agama semata. Rencana
pembelajaran ditetapkan oleh kiai daari tingkat kitab terendah sampai tingkat tertinggi.
Kenaikan kelas ditandai dengan bergantiya kitab yang ditelaah setelah kitab
yang sebelumnya selesai dipelajari.
Dengan demikian fungsi pendidikan Islam addalah melestarikan
dan mempertahankan nilai-nilai ilahi dan insani sebagaimana terkandung dalam
kitab-kitab ulama terdahulu. Hakikat tujuan pendidikan adalah terwujudnya
penguasaan ilmu agama islam sebagimana tertuang dan terkandung dalam
kitab-kitab ulama terdahulu serta tertanamnya perasaan beragama yang mendalam
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam dunia pesantren, hakikat
pendidik adalah orang yang mampu memahami ktab-kitab keagamaan yang sulit dan
mengajarkannya kepada pihak lain. Hakikat peserta didik adalah seseorang yang
sedag belajar memahami agama dan mengembangkan perasaan beragama yang mendalam.
Hasil penelitian Wirjosukarto menunjukkan bahwa pondok
pesantren Muhammadiyah yang berdiri sekitar tahun 1920 telah menggunakan sistem
penyelenggaraan pendidikan modern yang berbeda dengan pondok pesantren lama.
perbedaan tersebut dapat dilihat dari enam aspek yaitu :
1.
Proses belajar dan mengajar di pondok Muhammadiyah digunakan sistem
klasikal dengan cara-cara barat yang hasilnya lebih efesien.
2.
Bahan pelajaran di pondok Muhammadiyah tetap agama, tetapi diajarkan
ilmu pengetahuan umum,kitab agama dipergunakan secara luas.
3.
Rencana pelajaran di pondok Muhammadiyah sudah diatur sehingga efesiensi
belajar terjamin.
4.
Pendidik diluar waktu belajar di pondok Muhammadiyah diselenggarakan
dalam asrama terpimpin secara teratur.
5.
Guru-guru di pondok Muhammadiyah
terdiri atas para ulama yang menganut alam pikiran modern.
6.
Hubungan guru dan murid di pondok Muhammadiyah diusahakan suasana antara
guru dan murid lebih akrab, bebas, dan demokratis.
Dari berbagai uraian tersebut dapat ditegaskan bahwa
periode sebelum Indonesia merdeka terddapat berbagai corak pengembangan
pendidikan islam, yaitu isolative-tradisional dalam arti tidak mau menerima apa
saja yang berbau barat. Sedangkan sintaksis yaitu mempertemukan antara corak
lama dan corak baru yang berwujud
sekolah atau madrasah.
F.
Pemikiran Pendidikan Islam Periode Setelah Indonesia
Merdeka
Pemikiran pendidikan islam periode islam Indonesia
merdeka diwarnai dengan model pendidikan dualistis, yaitu sistem pendidikan dan
pengajaran pada sekolah-sekolah umum yang sekuler, tidak mengenal ajaran agama,
yang merupakan warisan dari pemerintah kolonial Belanda. Sedangkan yang ke dua
sistem pendidikan dan pengajaran Islam yang tumbuh dan berkembang dikalangan
masyarakat islam sendiri.
Kedua sistem pendidikan tersebut sering dianggap
saling bertentangan serta tumbuh dan berkembang secara terpisah satu sama lain.
Sistim pendidikan pengajaran yang pertama hanya dinikmati sebagian masyarakat
kalangan atas saja. Sedangkan yang kedua
Sistim pendidikan pengajaran islam tumbuh dab berkembang secara mandiri
dikalangan masyarakat. menurut ajaran islam, pendidikan merupakan bagian
pendidikan hakiki dan tugas pengabdian dan kekhalifan manusi aterhadap tuhan
yan harus dilaksanaka dengan penuh tanggung jawab.
Pasal 31 ayat 2 UUD 1945 menyatakan bahwa pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur
degan undang-undang. namun undang-undang yang mengatur penyelenggaraan satu
sistem pengajaran nasional ternyata tidak dapat diwujudkan dengan segera. namun
demikian PPKI bidang pendidikan telah merumuskan pokok-pokok PPKI tersebut
yaitu :
1.
Kewajiban belajar, dengan ini pemerintah memaksa suatu daerah untuk
memelihara dan belajar sehingga mempeoleh kecerdasan akal dan mempunyai akhlak
dan moral yang baik.
2.
Dalam garis-garis adab prikemanusiaan, bahwa pendidikan dan pengajaran
nasional bersendi agama dan kebudayaan bangsa serta menuju arah keselamatan dan
kebahagiaan masyarakat.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa dengan
berbeda-bedanya corak mereka menghendaki perpaduan antara kedua sistem
pendidikan dan pengajaran warisan budaya bangsa tersebut menjadi satu sistem
pendidikan nasional. perpaduan itu semakin jelas ketika BP-KNIP mengusulkan
rencana tentang pokok-pokok pengajaran baru pada tanggal 25 desenber 1945, yang
isinya yaitu :
- Untuk mempersatukan rakyat kita dengan cara medirikan sekolah.
- Pengajaran agama hendaklah mendapat tempat yang teratur seingga mendapat pengertian yang semestinya.
- Madrasah dan pesntren yang pada hakikatnya satu alat dan sumber pendidikan dan pencerdasan rakyat jelata. dengan ini mendapat perhatian bagaimana pemerintah membantu sarana dan prasarana pesantren dan peserta didik tersebut.
Dari uraian diatas usul BP-KNIP ingin melakukan satu macam sekolah
utuk segala lapisan masyarakat hal ini untuk mempersatukan kedua sisitem dan
kebudayaan tersebut. Walaupun UUD yang mengatur pelaksanaan dan penyelenggaraan
tidak segera terwujud tidak mempengaruhi pendidikan Karena pendidikan selalu
tumbuh berkembang dengan salah satu bukti diberikannya kesempatan kementerian
agama di resmikan pada tanggal 3 januari 1946.
Undang-undang No. 4 tahun 1950 tentang dasar-dasar
pendidikan, dan memberikan kesempatan masuknya pengajaran agama
disekolah-sekolah, dan diakuinya sekolah agama. TAP MPRS No.2 Tahun 1960 menetapkan
pemberian pembelajaran agama disetiap tingkat pendidikan, mulai dari sekolah
dasar sampai perguruan tinggi, dan menngakuinya madrasahdan podok pesantren
dibawah naungan Departemen agama.
Berbagai uraian diatas menggambarkan betapa perhatian
dan pengakuan bangsa Indonesia terhadap sumbangan besar pendidikan islam dalam
upaya mendidik dan mencerdaskan kehidupan bangsa perhatian dan pengakuan
tersebut merupakan tantangan yang memerlukan respon positif dari pada pengelola
pendidikan islam di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah
diurakain pokok permasalahan beserta analisisnya dalam tiga bab sebelumnya.
Perlu dikemukakan tentang beberapa hal berikut:
1.
Pemikiran adalah
seragkaian proses kerja akal dan kalbu yang dilakukan secara bersungguh dalam
melihat berbagai persoalan yang ada dalam pendidikan islam
2.
Tujuan dan kegunaannya
mepelajari pemikiran pendidikan islam adalah untuk mengungkapkan dan merumuskan
pendidikan islam dan peranannyadalam pengembangan sisitem pendidikan Indonesia.
Adapun kegunaannya adalah sebagai bahan masukan dalam pendidikan yang lebih
adaptik dan integral dengan nuansa islami, terutama bagi pengembangan sistem
pendidikan nasional, serta ikut memperkaya ilmu pengetahuan islam dan ilmu
pengetahuan umum.
3.
Sejarah pemikiran
pendidikan islam dimulai pada masa Nabi Muhammad SAW sejak beliau menerima
wahyu pertama.
4.
Prinsip-prinsip dalam
pemikiran pendidikan islam meliputi prinsip ontologis, epistemologis, dan
prinsip aksiologis.
5.
Pemikiran pendidikan
Islam di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu
pemikiran pendidikan islam sebelum kemerdekaan dan pemikiran pendidikan islam
masa kemerdekaan.
6.
Pemikiran pendidikan
islam di Indonesia sebelum kemerdekaan
memiliki corak pendidikan tradisional, yaitu pesantren. pendidikan tradisional
dapat dilihatmasih tradisionalnya metode, isi, dan tujuan. pada masa sebelum
kemerdekaan ini sudah adanya pendidikan pesantren, dan ada pula pendidikan yang
diselenggarakan oleh colonial belanda. kedua corak pendidikan itu tersebut
mempunyai ciri khas yang berbeda pendidikan pesantren cenderung pada
pengetahuan agama sedangkan pendidikan kolonia belanda cenderung kepada
pengetahuan umum yang bersifat dunia.
7.
Pemikiran pendidikan
islam di ndonesia masa kemerdekaan, selain pendidikan pesantren , ditandainya
dengan munculnya madrasah sebagai lembaga pendidikan setelah Indonesia merdeka,
pemerintah juga mempunyai hak untuk mengatur sistim, corak, dan pendidikan yang
ada di Indonesia. setelah Indonesia merdeka, UUD 1945 memberikan kesempatan kepada lembaga
pendiddikan islam terdapat TAP MPRS No. 2 tahun 1960 yang menetapkan pemberian
pelajaranagama pada semua tingkat pendidikan muali dari sekolah dasar sampai
dengan perguruan tinggi disamping itu pengakuan bahwa pesantren dan madrasah
sebagi lembaga pendidikan yang otonom dibawah pembinaan Departemen agama.
B. SARAN
Demikian
akhir dari penulisan penelitian ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi penyusun
dan intelektual muslim Indonesia yang haus akan ilmu-ilmu pengetahuan baik
sosial, politik, maupun agama. Semoga apa yang telah kita pikirkan dapat
terrealisasikan, dan selalu mendapat ridho Allah. Amin....”Amin ya robbal
„Alamin”.
DAFTAR PUSTAKA
- Rama, Yulis. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kala Mulia, 2002.
- Susanto, A. Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah, 2009.
- Yasin Akhmad, Modul Pendidikan Agama Islam, Diponegoro: Wilian, 2002.
- Nasution Harun, Islam di tinjau dari berbagai aspeknya, Jakarta: Universitas Indonesia, 2001.
- Djaelani, Anton Tmur, Peningkatan Mutu Pendidikan dan Pembangunan Agama, Jakarta: Dermaga, 1982.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar